CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Senin, 05 Januari 2009

BERJUTA KEBAHAGIAAN DOKTER MUDA

Tak selamanya hari-hari Dokter Muda selalu dipenuhi duka, ada berjuta kebahagiaan di sana karena memang segala kesusahan selalu dibarengi dengan kemudahan. Suka dan duka adalah dua hal yang akan selalu menghiasi kehidupan kita, bergantian sebagaimana malam mengantikan siang. Begitu pun dunia Dokter Muda.
Menurut para pembimbing Dokter Muda di Rumah Sakit, tugas dokter umum dan yang harus bisa dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menegakkan diagnosis
2. Menegakkan diagnosis
3. Menegakkan diagnosis
4. Memberikan terapi
5. Dan yang terakhir menentukan prognosis.
Jadi tujuan dari pendidikan Dokter Muda adalah membimbing para Dokter Muda supaya dapat menegakkan diagnosis. Untuk dapat menegakkan diagnosis bukan pekerjaan yang mudah karena sebuah symptom dan atau sign mempunyai beragam differensial diagnosis yang semuanya mirip-mirip. Apalagi Dokter Muda di didik untuk dapat menegakkan diagnosis dengan menggunakan sesedikit mungkin pemeriksaan penunjang. Jadi untuk dapat menegakkan diagnosis diperlukan pengusaan materi yang lengkap dan pengalaman yang cukup.
Setiap hari kita menangani pasien dan setiap kali itu pulalah kita terus di uji. Di uji kemampuan analisis kita dari symptom dan sign yang ada agar diagnosis tegak, baru selanjutnya memikirkan terapi (tentunya untuk hal ini Dokter Spesialis lebih berperan). Kebahagiaan yang kita dapatkan saat diagnosis yang kita tegakkan benar, merupakan kenikmatan tersendiri bagi seorang Dokter yang tidak bisa digantikan dengan apapun dan susah dilukiskan dengan kata-kata. Dengan dapat menegakkan diagnosis kita akan merasa perjuangan kita ada hasilnya dan ini merupakan pintu awal kita untuk dapat masuk dan membantu mengobati pasien.
***
Laporan kasus dan referat, adalah tugas rutin yang dihadapi Dokter Muda. Untuk membuatnya dibutuhkan persiapan extra-matang agar tidak menjadi bulan-bulanan di kursi panas saat presentasi sehingga harga diri dan air mata tidak perlu jatuh membanjiri seisi Rumah Sakit. Langkah awal untuk membuatnya adalah mencari referensi bahan yang akan dipresentasikan. Referensi dapat diperoleh dari berbagai text book dan dari artikel internet baik yang berbahasa Indonesia maupun bahasa asing, dan yang pasti referensi tersebut harus sudah dapat dipertanggungjawabkan isinya secara ilmiah. Selanjutnya adalah mempelajari semua referensi yang ada. Dari pengalaman penulis, setelah membaca referensi kita akan merasa semakin tidak mengerti penyakit yang akan dipresentasikan laksana meminum air laut yang asin yang justru membuat semakin haus. Karena semakin kita belajar, kita akan menemukan pertanyaan-pertanyaan baru yang susah untuk di jawab. Setelah itu baru menyusunnya dan membuat power point presentasi serta mencetaknya. Setelah disetujui dan jadwal presentasi sudah disetujui oleh dokter pembimbing, maka tibalah saatnya duduk di “kursi panas”.
Duduk di “kursi panas” ibarat seorang narapidana yang sedang duduk di kursi pesakitan di depan para hakim yang akan membacakan eksekusi. Ini merupakan saat yang tepat bagi myocardium untuk berlatih berolahraga. Saat adrenalin membanjiri seluruh tubuh seakan kaki tidak lagi menginjak bumi. Semua sorot mata terpusat pada kita. Sorot mata dokter spesialis yang tajam siap merontokkan isi hemisphere sinistra, ditambah lagi sorot mata para dokter muda yang siap bertanya dengan beragam motivasi, mulai motivasi untuk memberikan kesan bahwa dia pintar dengan berusaha memberikan pertanyaan yang cerdas sampai motivasi untuk menjatuhkan terpidana dengan menyiapkan pertanyaan aneh bin ajaib. Presentasi dimulai, sindroma tremor yang menyerang seluruh tubuh membuat pointer tak jelas diarahkan kemana, lidah dan otak tak lagi berkoordinasi dengan baik. Seperti mobil tua yang sering ngadat, presentasi selesai juga. Tiba saatnya mempertanggungjawabkan presentasi yang disampaikan. Saat pembantaian di mulai, pedang-pedang yang berkilatan siap menghunjam jantung. Jika dapat melewatinya dengan baik, dunia serasa tercipta hanya untuk kita. Beban di pundak yang selama berhari-hari sampai berminggu-minggu terus mengerogoti seakan luntur tak bersisa. Kaki akan terasa ringan untuk melangkah dan kepala bagaikan ayam jago yang baru menang sabung ayam. Bibir bernyanyi sehingga suara sumbangpun terdengar indah melebihi suara emas Chrisye.
***
Pernah suatu saat, Penulis akan berpergian. Karena tidak ada kendaraan pribadi dan tidak ada seorangpun yang bersedia jadi sopir, maka penulis memutuskan menggunakan angkutan umum kota. Setelah berdiri agak lama di pinggir jalan, akhirnya ada juga angkutan yang ditunggu. Setelah menghentikannya, penulis langsung masuk dan duduk di bangku penumpang. Penulis duduk di samping seorang pria setengah baya tanpa begitu memperhatikannya. Penulis merasakan sesuatu yang janggal semenjak duduk, ada sorot mata tajam yang memperhatikan gerak-gerik penulis. Sorot mata itu berasal dari pria di sebelahku. Beberapa saat kemudian, pria itu berkata, “ adik dokter, kan?”. Sungkan juga untuk mengakuinya karena di belakang gelar itu masih ada tambahan lain yaitu “ Muda” dan nada suara pria itu dapat di dengar dari seluruh sudut dalam kendaraan tersebut. Dengan sedikit berat hati, akhirnya penulis mengaku juga. Lalu pria itu bercerita bahwa beberapa bulan yang lalu, anaknya sakit dan di rawat di Rumah Sakit tempat Penulis Praktek dan kebetulan yang merawatnya adalah penulis. Pria itubercerita bahwa anaknya sekarang sudah sembuh berkat pengobatan di Rumah Sakit dan sangat berterima kasih atas perawatan yang penulis berikan.
Jika tidak terhalang rasa malu, air mata haru ini akan menetes. Keluarga pasien yang sering kali terabaikan masih mengingat Kita. Perasaan berguna karena dapat membantu orang lain keluar dari kesulitan yang membelenggunya. Ternyata masih ada juga yang memperhatikan Dokter Muda, sebuah profesi yang sangat terpinggirkan di RS.
***
Bagi sebagian Dokter Muda, untuk dapat menempuh pendidikan Co-Astnya, mereka harus meninggalkan rumah dan seluruh anggota keluarga. Jika beruntung mereka masih mempunyai kerabat di kota tempat pendidikan. Namun bagi yang tidak mempunyainya, maka Dia akan hidup sendirian di negeri orang. Tidak mudah untuk dapat hidup sendiri di negeri orang.
Pendidikan Co-Ast biasanya di bagi dalam kelompok-kelompok kecil. Setiap hari kita akan melewatkan hari bersama teman sekelompok. Jika beruntung mendapatkan teman sekolompok yang klop, mereka akan terasa dekat seperti saudara bahkan tak jarang bisa menemukan pendamping hidup di sini. Saling berbagi suka dan duka, saling bahu membahu membantu menghadapi segala tantangan hidup. Beribu canda yang mereka tawarkan dan berjuta kenangan indah yang mereka berikan sehingga saat tiba waktunya untuk berpisah, terasa amat berat seakan sebagian hati ini ikut hilang bersama dengan kepergian mereka. Mereka adalah penawar luka, mereka adalah tongkat penyangga dan merekalah entertainer sejati.
***
Terima kasih untuk-Mu Sang Pemberi Kebahagiaan, terima kasih atas Semua Nikmat-Mu. Nikmat ilmu, nikmat kesehatan nikmat persaudaraan serta semua nikmat-Mu yang diri ini sendiri pun tak dapat menghitungnya. Hanya untuk-Mu lah segala puji dan jadikanlah hamba-Mu yang lemah ini orang selalu bersyukur atas segala nikmat-Mu. Amien…

0 komentar: